Selamat Datang di Blog Mari Belajar

MENU

Kamis, 29 September 2016

Pengertian Prestasi Belajar Menurut Beberapa Ahli

Pengertian Prestasi Belajar 
a.      Pengertian Prestasi
             Prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang jika tidak melakukan suatu kegiatan. Untuk mendapatkan prestasi dibutuhkan keuletan dan kegigihan kerja. Menurut Hamdani (2011:137) prestasi yaitu hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptkan baik secara individual maupun kelompok. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2012:21) prestasi yaitu hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan  keuletan kerja, baik secara individual maupun  kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
          Dari pengertian yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi yaitu hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar yang diciptakan baik secara individu maupun kelompok dan mendapatkan hasil.
b.      Belajar
          Belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu serta dilakukan terus menerus. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan hal penting dalam mencapai tujuan.
Menurut Dharma Kesuma dkk (2012:21) belajar yaitu suatu pengalaman yang mendahului perubahan perilaku seseorang. Sedangkan menurut Nana Sudjan (2010:5) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Slameto (2013:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dan lingkungannya.
Dari beberapa pengertian yang ada dapat disimpulkan bahwa belajar yaitu suatu usaha yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dari pengalaman individu itu sendiri ataupun interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar.
c.       Pengertian Prestasi Belajar
          Prestasi belajar yaitu sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar. Pada kenyataan yang ada manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing orang. Dalam proses belajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran harus dilakukan evaluasi yang hasilnya berupa prestasi belajar.
Menurut Sardiman (2011:46) prestasi belajar merupakan kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar dari individu dalam belajar. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (2012:23) prestasi belajar yaitu hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hamdani (2011:138) yang mengatakan bahwa prestasi belajar yaitu hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari sebuah aktivitas. Prestasi belajar merupakan tingkatan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yaitu suatu hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan perilaku. Prestasi disini ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru sebagai hasil dari usahannya.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang tidak terlepas dari adannya interaksi antar berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun menghambat. Demikian juga yang dialami dalam belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013:138) Faktor yang mempengaruhi digolongkan menjadi.
Faktor internal
1)      Faktor jasmani (fisiologi).
Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainnya.
2)      Faktor psikologi, antara lain
a)      Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b)      Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi.
3)      Faktor kematangan fisik maupun psikis
Faktor eksternal
1)       Faktor sosial yang terdiri atas:
a)      Lingkungan keluarga
b)      Lingkungan sekolah
c)      Lingkungan masyarakat
d)     Lingkungan kelompok
2)      Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
3)      Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
          Berdasarkan uraian yang ada, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu segala sesuatu yang ada pada diri seseorang, sedangkan faktor eksternal yaitu segala sesuatu diluar kehidupan seseorang.

Daftar Pustaka 

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
             Cipta.

Dharma Kesuma dkk. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Nana Sudjana. 2010. Cara belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Megajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Slameto. 2012. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinnya. Jakarta:   
PT Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2012. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional.


Pengertian Keaktifan Belajar

  Pengertian Keaktifan
          Unsur terpenting dalam keberhasilan proses pembelajar terdapat pada Keaktifan siswa. Menurut Nana Sudjan (2010:28) belajar merupakan proses yang aktif, apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai responsi siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil yang dikehendaki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:17) menyatakan bahwa aktif berarti giat (bekerja atau berusaha) sedangkan keaktifan adalah hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan merupakan motor dalam kegiatan belajar, siswa dituntut untuk aktif.
Menurut Nana Sudjana (2005:72) keaktifan siswa dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam memecahkan masalah, bertannya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang diperoleh.
Keaktifan siswa pada saat belajar matematika tampak pada kegiatan berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran. Keaktifan belajar siswa tidak lepas dari paradigma pembelajaran yang diciptakan guru.
Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar peserta didik dapat ditempuh dengan upaya kegaiatan belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan.

Berdasarkan beberapa pengertian keaktifan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan yaitu keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dimana siswa berinteraksi dengan siswa lain maupun guru. 

Daftar pustaka

              Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.

              Nana Sudjana. 2005. Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2010. Cara belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Megajar. Bandung:                      Sinar Baru Algensindo. 

Selasa, 27 September 2016

Pendidikan Karakter

Dalam hal bahwa sebenarnya pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara.
 Pendidikan karakter yaitu suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemampuan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsan  sehingga menjadi manusia insan kamil "Masnur Muslich (2014:84)", sedangkan menurut Deni Damayanti (2014:12) pendidikan karakter adalah suatu usaha yang direncanakan secara besama yang bertujuan menciptakn generasi penerus yang memiiliki dasar-dasar pribadi yang baik, baik dalam penetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan( action). Jadi Pendidikan karakter yaitu pendidikan yang menekankan pada penanaman kepribadian atau proses penanaman nilai-nilai karakter seseorang yang meliputi nilai moral, etika dan sopan-santun.
Tujuan pendidikan karakter sekolah dasar yaitu pembiyasaan atau penanaman moral yang diharapkan membentuk pribadi siswa menjadi warga negara yang baik. Menurut Dharma kesuma dkk (2011:9) tujuan pertama pendidikan karakter yaitu memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah  lulus dari sekolah). Tujuan kedua yaitu mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ketiga dalam pen didikan karakter adalah membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Jadi penerapan pendidikan karakter perlu dilakukan sejak dini.
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling penting untuk menerapkan nilai-nila karakter. Menurut Asmani (2012:36) nilai-nilai utama pendidikan karakter yaitu 1) Nilai klarakter dalam hubungannya dengan Tuhan, 2) nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, 3) nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama.
1)      Nilai Klarakter Dalam Hubungannya Dengan Tuhan. Nilai ini bersifat religius. Dengan kata lain, pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan.
2)      Nilai Karakter Dalam Hubungannya Dengan Diri Sendiri
a)      Jujur
b)      Bertanggung Jawab.
c)      Bergaya hidup sehat
d)     Disiplin
e)      Kerja keras
f)       Percaya diri
g)      Berjiwa wirausaha
h)      Berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
i)        Mandiri.     
j)        Cinta alam
3)      Nilai Karakter Dalam Hubungannya Dengan Sesama terdiri
a)      Sadar Hak Dan Kewajiban Diri dan Orang  Lain
b)      Patuh Pada Aturan-Aturan Sosial
c)      Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain
d)     Santun
e)      Demokratis
4)      Nilai Karakter Dalam Hubungannya Dengan Lingkungan.
Nilai  karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada  lingkungan alam disekitar.


Nilai-nilai tersebut merupakan nilai utama yang perlu diterpkan pada diri seorang siswa agar menjadi orang yang bermoral. Pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas karena secara terus menerus anak mengerjakan sesuatu yang baik dan itu semua akan menjadi suatu kebiasaan anak sampai dewasa nanti. Penerapan pendidikan karakter pada salah satu mata pelajaran yaitu pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. 

Daftar pustaka

Deni Damayati. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska.

Dharma Kesum, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung:  PT Remaja Rosdakarya.

Masnur Muslich. 2014. Pendidikan Karakter Menjadi Tantangan Krisis Multidimensional. Jakrta: PT Bumi Aksara.




Senin, 26 September 2016

Cara Menghitung Manual Validitas item suatu tes

        Tes yang baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas. validitas item dapat dihitung dengan manual dengan Rumus Korelasi Product Moment. Mau tau cara menyelesaikannya silahkan download di sini.

Pengertian Keaktifan Belajar

  Pengertian Keaktifan
          Unsur terpenting dalam keberhasilan proses pembelajar terdapat pada Keaktifan siswa. Menurut Nana Sudjan (2010:28) belajar merupakan proses yang aktif, apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai responsi siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil yang dikehendaki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:17) menyatakan bahwa aktif berarti giat (bekerja atau berusaha) sedangkan keaktifan adalah hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan merupakan motor dalam kegiatan belajar, siswa dituntut untuk aktif.
Menurut Nana Sudjana (2005:72) keaktifan siswa dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam memecahkan masalah, bertannya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang diperoleh.
Keaktifan siswa pada saat belajar matematika tampak pada kegiatan berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran. Keaktifan belajar siswa tidak lepas dari paradigma pembelajaran yang diciptakan guru.
Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar peserta didik dapat ditempuh dengan upaya kegaiatan belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan.

Berdasarkan beberapa pengertian keaktifan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan yaitu keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dimana siswa berinteraksi dengan siswa lain maupun guru. 

Daftar pustaka

              Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.

              Nana Sudjana. 2005. Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2010. Cara belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Megajar. Bandung:                      Sinar Baru Algensindo. 

Rabu, 21 September 2016

Pengertian tutor sebaya

Pengertian Tutor Sebaya 
            Tutor sebaya sering dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik. Tutor sebaya adalah pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Menurut Zaini Hisyam dkk (2008:46) metode belajar yang baik paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. 
          Belajar dengan teman sendiri dapat menghilangkan kecanggungan bagi siswa yang malu bertannya dan bagi tutor akan lebih mengusai pelajaran tersebut. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:977) tutor yaitu 1 orang yang memberi penjelasan kepada seseorang atau kelompok kecil siswa.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2011:184) tutor yaitu siswa yang sebaya ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa. Bantuan yang diberikan oleh teman untuk teman pada umumnya dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Menurut Suciati dkk (2007:6.15) dalam kegiatan tutorial siswa yang lebih pandai membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami materi pelajaran.  Hal tersebut sejalan dengan Akhmat Sudrajat (2011:140) tutor sebaya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa kepada siswa lainnya yang salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran. Bantuan belajar yang diberikan oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan seperti halnya dengan guru. Bahasa yang digunakan antara teman dengan teman lebih dapat dipahami dari pada guru dengan siswa.
Dengan pembelajaran ini siswa membantu teman yang belum paham, sehingga akan terjadi kegiatan belajar yang aktif, komunikatif dan menyenangkan. Metode latihan bersama teman memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berasil untuk melatih teman yang mengalami kesulitan. Tutor dapat menentukan cara yang digunakan dalam memberikan pelatihan pada teman.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya yaitu pemberian bantuan yang dilakukan oleh siswa yang memiliki daya serap tinggi kepada teman yang belum paham. 

DAFTAR PUSTAKA 

                              Akhmat Sudrajat.2011. Kurikulum Dan Pembelajaran Paradikma Baru.                                          Yogyakarta: Pramita.

                             Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa

                             Suciati,dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UT. Indonesia. Jakarta:                                Perum Balai Pustaka.

                            Zaini Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustak Insani                            Madani.   

FiST POST

Blog MARI BELAJAR di buat dan ditujukan untuk para pembaca yang ingin menambah ilmu dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sedang dicari.

Blog ini berisi berbagai macam ilmu pendidikan yang akan memudahkan para pembaca mendapatkan keyword yang dicari.

Semoga blog ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca semua, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.



  TTD
Admin